Jumat, 18 Maret 2016

Perbedaan Kurikulum KBK dan Kurikulum KTSP

Pada postingan ini akan membahas mengenai perbedaan antara kurikulum KBK dan kurikulum KTSP. Semoga bermanfaat…….

KURIKULUM KBK
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah konsep kurikulum yang dikembangkan Departmen Pendidikan Nasional RI untuk menggantikan kurikulum 1994. Kurikulum Berbasis Kompetensi dirancang sejak tahun 2000. Dalam tahap-tahap perkembangannya, konsep kurikulum itu dikenal luas sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi.Setelah dokumen kurikulum tersebut mendekati sempurna dan mulai diterapkan pada tahun 2004. Kurikulum tersebut di beri nama Kurikulum 2004. Jadi Kurikulum 2004 adalah sama dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
KARAKTERISTIK KURIKULUM KBK
Depdiknas (2002), mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.         Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal.
2.         Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3.         Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4.         Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur   edukatif.
5.         Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
6.     Menggunakan system sentralisasi penuh dari pusat
Lebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasi enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu : (1) sistem belajar dengan modul (2) menggunakan keseluruhan sumber belajar (3) pengalaman lapangan (4) strategi individu personal (5) kemudahan belajar (6) belajar tuntas.
Keenam hal tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1.         Sistem Belajar dengan Modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang di susun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara operasional.
Pada umumnya sebuah modul terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut :
a.       Lembar kegiatan peserta didik
b.      Lembar kerja
c.       Kunci lembar kerja
d.      Lembar soal
e.       Lembar jawaban
f.        Kunci jawaban
Guru dalam sistem pembelajaran dengan modul ini tugasnya bukan untuk menyampaikan bahan kepada peserta didik sebagaimana halnya dalam sistem biasa. Tugas utama guru di dalam sistem modul adalah mengorganisasi dan mengatur proses belajar, antara lain :
2.         Menggunakan Keseluruhan Sumber Belajar.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi guru tidak lagi berperan sebagai aktor/aktris utama dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar.Secara sederhana sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan, dalam proses belajar mengajar.
3.         Pengalaman Lapangan
Pengalaman lapangan dapat secara sistematis melibatkan masyarakat dalam pengembangan progam, aktivitas dan evaluasi pembelajaran. Keterlibatan ini penting karena masyarakat adalah pemakai produk pendidikan dan dalam banyak kasus, sekaligus sebagai penyandang dana untuk pembangunan dan pengoperasian progam. Pengalaman lapangan dapat melibatkan tim guru dari berbagai disiplin dan antar disiplin, sehingga memungkinkan terkerahkannya kekuatan dan minat peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan terlindunginya guru terhadap rasa tidak senang peserta didik.
4.         Strategi Belajar Individu Personal
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mengusahakan strategi belajar individual personal. Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik: bakat, minat, dan kemampuan (personalisasi).
Individualisasi dan personalisasi dalam konteks ini tidak sekedar individualisasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kognitif peserta didik, tetapi mencakup respon-respon terhadap perasaan pribadi dan kebutuhan psikologis peserta didik. Dalam rangka mengembangkan strategi individual personal, pengembangan progam KBK perlu melibatkan berbagai ahli, terutama ahli psikologis, baik psikologi belajar (psikologi pendidikan) maupun psikologi perkembangan.
5.         Kemudahan Belajar
Kemudahan belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan, dan pembelajaran secara tim (team teaching). Hal tersebut dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi yang dirancang untuk itu, seperti video, televisi, radio, bulletin, jurnal dan surat kabar. Berbagai media tersebut didayagunakan secara optimal untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dalam menguasai dan memahami kompetensi tertentu.
6.         Belajar Tuntas 
            Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil secara maksimal terhadap seluruh bahan yang  dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil yang maksimal, pembelajaran harus dilakukan dengan sistematis. Kesistematisan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan

KURIKULUM KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

KARAKTERISTIK KURIKULUM KTSP
1.      Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan
2.      Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
3.      KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
4.      KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.
5.      KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004, yang membedakan hanya kewenangan masing-masing satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kemampuan potensi dan karakteristik sekolah tersebut. Sedangkan karakteristik dari KTSP adalah adanya penyesuaian kemampuan yang diimplementasikan dalam indikator yang mengacu pada kemampuan siswa. Jadi dalam penyusunannya mengacu pada kedalaman materi, pemahaman anak, serta kemampuan anak tentang materi tersebut
Secara operasional KBK dan KTSP adalah sama, hanya saja pada KTSP sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
Baik KBK maupun KTSP keduanya menggunakan UU no 20 tahun 2003 sebagai landasannya, dalam Undang-Undang tentang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Selain itu juga dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal.
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Ciri dan karakterik di atas sama-sama diimplementasikan baik dalam KBK maupun KTSP, namun KTSP memberikan pendelegasian lebih terhadap sekolah sebagai satuan pendidikan, dengan mengamodasi segenap kemampuan sekolah dan potensi lokal daerah.
Selain itu, baik KBK maupun KTSP juga mengacu pada standar isi, hanya saja KTSP standar isinya disempurnakan melalui Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah diorganisasikan ke dalam lima kelompok, yaitu : 1). Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, 2). Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4) Kelompok mata pelajaran estetika; 5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan
Jadi dapat dikatakan KTSP merupakan KBK yang disempurnakan, sebagaimana kurikulum 1999 suplemen merupakan kurikulum 1994 yang disempurnakan, karena dasar yuridisnya sama, namun ditambah beberapa perubahan sesuai dengan kebutuhan.

SUMBER :

Minggu, 13 Maret 2016

Model-Model Pengembangan Kurikulum



Pada kali ini aku memposting “Model-model Pengembangan Kurikulum” sebagai tugas dari mata kuliah Pengembangan kurikulum. Semoga Bermanfaat.
Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.
Berikut ini beberapa model pengembangan Kurikulum
1.      Model Pengembangan Kurikulum Rogers
Ada beberapa model yang dikemukakan Rogers, yaitu jumlah dari model yang paling sederhana sampai dengan yang komplit. Model-model tersebut disusun sedemikian rupa sehingga model yang berikutnya sebenarnya merupakan penyempurnaan dari yang sebelumnya. Adapun model-model tersebut sebagai berikut:
Model I (paling sederhana) menggambarkan bahwa kegiatan pendidikan semata-mata terdiri dari kegiatan memberikan informasi dan ujian. Hal ini didasari atas asumsi bahwa pendidikan adalah evaluasi dan evaluasi adalah pendidikan, serta pengetahuan adalah akumulasi materi dan informasi.
Model yang sederhana ini menggambarkan dua pertanyaan pokok yang menjadi inti model yaitu :
1. Mengapa saya mengajarkan mata pelajaran ini?
2. Bagaimana saya dapat mengetahui keberhasilan pelajaran yang saya ajarkan?
Dalam menjawab pertanyaan tersebut tentu guru harus mempertimbangkan ketepatan dan kerelevansian bahan pelajaran yag diajarkan dengan kebutuhan siswa dan masyarakat.
Model II adalah penyempurnaan dari model I dengan menambahkan pokok yang belum tercover pada model I yaitu mengenai metode dan organisasi bahan pelajaran. Pertanyaan yang menjadi gambaran pokok model ini adalah :
1. Mengapa saya mengajarkan bahan pelajaran ini dengan metode ini ?
2. Bagaimana saya harus mengorganisasikan bahan pelajaran ini ?
Model III pengembangan kurikulum merupakan penyempurnaan dari model II yang belum bias memberikan alternative pokok atas unsure teknologi pendidikan kedalamnya. Hal itu didasarkan pertimbangan bahwa teknologi pendidikan merupakan factor yang sangat menunjang dalam keberhasilan belajar mengajar. Pertanyaan pokok yang tercover dari model III adalah :
1. Buku-buku pelajaran apakah yang harus dipergunakan dalam mata pelajaran ?
2. Alat atau media apakah yang dapat dipergunakan dalam pelajaran tertentu?
Namun, nampaknya perkembangan model kurikulum ini juga belum mencerminkan tujuan dari model pengembangan kurikulum dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu,disempurnakan lagi oleh model IV dengan memasukkan unsure tujuan didalamnya. Tujuan itulah yang bersifat mengikat semua komponen yang lain, baik metode, organisasi bahan, teknologi pengajaran, isi pelajaran maupun kegiatan penilaian. (H.M. Ahmad, Dkk, 1997: 50-53)
Model IV di samping berbagai komponen kurikulum pada model I hingga model III, pada model IV ini disertakan pula komponen penting dalam keseluruhan pendidikan, yaitu tujuan. Tujuan ini menjadi arah pendidikan dan pengajaran ini yang mengikat semua komponen yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk teknologi yang akan digunakan.
2.      The administrative model
The administrative model atau line staff adalah pengembangan kurikulum yang pelaksanaannya dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan atau kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Dengan wewenang administrator pendidikan yakni dirjen, direktur, dan kepala kantor wilayah pendidikan serta kebudayaan kemudian membentuk suatu tim yang terdiri dari pejabat di bawahnya, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim atau komisi ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan, dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya menyususn kurikulum secara operasional berkaitan dengan memilih dan menyususn sekuens bahan pengajaran, memilih strategi pengajaran dan evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum tersebut bagi guru-guru.

3.      The grass roots model
Model pengembangan grass roots ini merupakan lawan dari model adminitratif. Inisiatif dan pengembangan kurikulum model yang pertama, yang digunakan dalam sistem pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum.model grass roots memungkinkan terjadinya kopetisi di dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.

4.      Beauchamp’s system
Model pengembangan kurikulum beauchamp’s system, dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli kurikulum, dan beliau mengemumakan lima hal dalam pengembangan kurikulum:
a. Menetapkan arena atau lingkup wilayah.
Yakni yang dicakup oleh kurikulum, baik dari tingkat sekolah; kecamatan; kabupaten; propinsi; ataupun seluruh negara.
b. Menetapkan personalia.
Yakni orang – orang yang mengambil andil dalam penegembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, yaitu: para ahli pendidikan/ kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum, para ahli pendidikan perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru, para profesional dalam sistem pendidikan, dan tokoh masyarakat.
c.Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan, memilih isi pengalaman belajar, serta kegiaatan evaluasi, dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum.
d.Implementasi kurikulum. (melaksanakan kerikulum)
e.Evaluasi kurikulum.
Mencakup evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, desain kurikulum, hasil belajar siswa, dan dari keseluruhan sistem kurikulum.

5.    The demonstration model
  Model pengembangan kurikulum idenya datang dari bawah (Grass Roots). Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya digunkan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau keidaksetujuan dari pihak-pihak tertentu. Menurut Smith, Stanley, dan Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini. Pertama; sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu uji coba atau eksperimen suatu kurikulum. Kedua; dari bebrapa orang guru yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang sudah ada, kemudian mereka mengadakan eksperimen, uji coba, dan mengadakan pengembangan secara mandiri.
Ada beberapa kebaikan dalam penerapan model pengembangan ini, di antaranya adalah :
 a) kurikulum ini akan lebih nyata dan praktis karena dihasilkan melalui proses yang telah diuji dan diteliti secara ilmiah;
 b) perubahan kurikulum dalam skala kecil atau pada aspek yang lebih khusus kemungkinan kecil akan ditolak oleh pihak administrator, akan berbeda dengan perubahn kurikulum yang sangat luas dan kompleks;
c) hakikat model demonstrasi cerskala kecil akan terhindar dari kesenjangan dokumen dan pelaksanaan di lapangan; 4) model ini akan menggerakkan inisiatif, kreativitas guru-guru serta memberdayakan sumber-sumber administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan minat guru dalam mengembangkan program yang baru.

6. Model Hilda Taba
Hilda Taba mengikuti cara pengembangan kurikulum yang berlaku secara umum yang mengikut langkah-langkah sebagai berikut:
a.      Menentukan tujuan pendidikan
b.      Menseleksi pengalaman belajar
c.       Organisasi bahan kurikulum dan legiatan belajar
d.      Evaluasi hasil kurikulum
Untuk mengadakan pembaharuan kurikulum Hilda Taba menganjurkan cara berlainan dengan yang lazim dilakukan dalam pengembangan kurikulum pada umumnya. Ia justru memulai satuan pelajaran untuk meningkat kepada kurikulum yang lengkap, setelah cukup jumlah satuan pelajaran yang diujicobakan.




Total Solar Eclipse



Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

Pada tahun ini Indonesia berkesempatan melihat Gerhana Matahari Total karena kali ini jalur lintasan Gerhana Matahari melewati Indonesia mulai dari Pulau Sumatra sampai kepulauan Hilmalaya. Gerhana ini terjadi pada hari Rabu 09 Maret 2016, Gerhana dimulai pada 07.27 WITA hingga mencapai total pada pukul 08.37 WITA.
            Pada kali ini aku akan menceritakan Gerhana Matahari Total yang terjadi di daerahku yaitu di Palu Sulawesi Tengah. Tempat paling ramai untuk melihat Gerhana matahari di Palu yaitu di Ngatabaru, kab. Sigi Biromaru. Banyak para turis yang berdatangan ke Palu mulai yang bersal dari California sampai ada juga ynag berasal dari jepang hanya untuk melihat Gerhana Matahari Total Secara langsung, bahkan para turis dan wisatawan asing membangun rumah-rumah kecil dari bamboo sebagai tempat untuk pengamatan gerhana matahari total. Sebagian masyrakat lainnya melihat fenomena alam yang langka ini di Pantai Talise kota Palu, Banyak masyarakat yang sangat antusias untuk menyambut fenomena alam yang langkah ini, ada pula yang menyambutnya dengan Sholat Gerhana di Mesjid Agung Kota Palu. Pada saat Gerhana matahari mencapai Totalnya, seketika pula suanana di kota Palu menjadi gelap, suhu udara menjadi sejuk, dan suasananya seperti fajar, dilangit tampak begitu indah serta bintang tampak sangat memukau. Ketika bulan mulai meninggalkan matahari suasana berubah menjadi terang kembali sedikit demi sedikit, dan pada saat seperti itu Matahari hanya dapat dilihat menggunakan kacamata khusus untuk melihat Gerhana Matahari.
            Beberapa gambar dibawah ini adalah foto-foto yang diambil ketika Gerhana Matahari Terjadi

 

Berikut ini adalah video Gerhana Matahari Total di langit Palu oleh CNN Indonesia