Senin, 22 Februari 2016

makalah model pembelajaran assure



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat melaksanakan suatu proses perkuliahan.
Dalam makalah ini, kami mencoba membuat  makalah  mengenai Model Pembelajaran Assure yang dapat kami sajikan yaitu beberapa penjelasan-penjelasan ,pembahasan  dan berbagai langkah-langkah yang yang digunakan dalam model ini.
           Makalah ini sangat sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, untuk membantu kesempurnaan makalah  ini, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terutama dosen mata kuliah Desain Pembelajaran Fisika. Selain itu atas kekurangan-kekurangan yang ada di dalam makalah ini maka kami juga memohon maaf yang sebesar- besarnya.

 

                                                                                                                                Palu. 13 Febuari 2016
                                                                                                            Penuyusun


                                                                                                                                                            Kelompok VII






BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Aktivitas pembelajaran perlu dirancang sebelumnya agar dapat memeberikan output atau hasil sebagaimana yang diharapkan. Upaya untuk merancang aktivitas pembelajaran disebut dengan istilah desain pembelajaran.Menurut Gagnon dan Collay dalam Benny (2011:24) istilah desain mempunyai makna adanya suatu kesuluruhan, struktur, kerangka, atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan.Mendesain aktivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk membuat aktivitas pembelajaran menjadi terstruktur dan sistematis.
Dalam merancang aktivitas pembelajaran kita perlu mengetahui tujuan yang akan dicapai, kompetensi yang pertlu dimiliki oleh individu yang belajar atau learner. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran kita memerlukan sebuah kendaraan.Dalam konteks pembelajaran, kendaraan yang digunakan adalah metode, media, dan materi pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.
Beberapa model desain pembelajaran telah banyak dikemukakan oleh sejumlah pakar. Namun dalam makalah ini kami mengambil model desain pembelajaran ASSURE yang dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Rusell dan Miichael Molenda (2011) dalam buku “Instructional Technology and Media for Learning ”. Adapun alasan kami memilih model ASSURE, karena  ASSURE  merupakan satu desain model pembelajaran yang sederhana yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran sukses.
Model desain pembelajaran ASSURE sesuai untuk digunakan dalam aktivitas pembelajaran yang berskala mikro seperti pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dan program pelatihan. Oleh karena itu, sebagai calon guru sangat penting untuk mengetahui berbagai model desain pembelajaran, diantaranya yang akan kami paparkan dalam makalah ini yaitu model ASSURE.

B.     Tujuan

Merujuk kepada latar belakang yang di paparkan sebelumnya maka terdapat beberapa tujuan penulisan makalah ini yaitu;
1.      Untuk memberikan penjelasan tentang model pembelajaran Assure
2.      Untuk memberikan penjelasan bagaimana sistematika penerapan model  Assure
3.      Untuk menjelaskan manfaat model Assure dalam pembelajaran.
4.      Untuk menjelaskan komponen-komponen dalam model desain pembelajaran Assure.

C.         Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Assure?
2.      Bagaimana sistematika penerapan model Assure?
3.      Apakah manfaat model Assure dalam pembelajaran?
4.      Apa saja komponen-komponen dalam model desain pembelajaran ASSURE?



BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pembelajaran

Menurut Kemp (1994:12) unsure dasar dalam proses perancangan pengajaran ada empat aspek yaitu; siswa, metode, sasaran dan evaluasi. Keempat ini dapat diwujudkan dalam bentuk pertanyaan yaitu;
1.      Untuk siapa program itu dirancang (cirri siswa)
2.      Kemampuan apa yang anda inginkan untuk dipelajari  ?
3.      Bagaimana isi pelajaran atau ketrampilan dapat dipelajari dengan baikk ?
4.      Bagaimana anda menentukan tingkat penguasan pelajaran yang sudah dicapai ?

Menurut john dewey (1916) siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang mereka ketahui , serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Sedangkan mengajar adalah upaya guru untuk membangkitkan yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang  (siswa) belajar (Wijaya: 1992).
Model ASSURE adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi. Model ini, berorentasi pada KBM. Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.Assure model di desain untuk membantu Guru dalam merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan efektif dengan menggunakan teknologi dan Media dalam kelas.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.  (UU No.20/2003, Bab I Pasal ayat 20). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Wikipedia.com) adapun ciri-ciri pembelajaran itu sendiri adalah:
1.       Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
2.         Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efekti.
3.         Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotor, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
4.         Isi pelajaran
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5.   Metode
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
6.      Media
Bahan pengajaran dengan atau  tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa
7.      Evaluasi
Cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya

B.     Sistematika penerapan model Assure

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
1.      Analyze Learners
Analisis siswa :  langkah pertama dalam perencanaan untuk mengetahui dan menganalisis siswa sehingga bisa diasosiasikan hasil belajarnya nanti, yang lebih penting diperhatikan adalah (1) karakteristik umum, (2) kemampuan khusus, (3) gaya belajar
2.      States Objectives
Langkah selanjutnya menentukan standard an tujuannya sespesifik mungkin. Disini sangat penting memulai pelajaran dengan menyusun kurikulumdan teknologi (nets for students) disesuaikan dengan menyusun kurikulum daerah berdasarkan kurikulum nasional.
3.      Select Methods, Media, and Material
Pemilihan strategi, media, dan materi: pada langkah ini guru melakukan pemilihan strategi yang tepat, media yang cocok dan materi yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai
4.      Utilize Media and materials
Penggunaan teknologi, media dan materi; dalm step ini seorang guru menggunakan teknologi, media dan materi membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, ada 5 proses yang dilalui yaitu;
a.    Preview ; teknologi, media, materi
b.   Prepare ; persiapan teknologi, media dan materi
c.    Prepare ; lingkungan
d.   Prepare ; student
e.    Provide  ; melengkapi dengan kegiatan siswa


5.      Require Learner Participation
Merangsang pasrtisipasi siswa, hal ini bertujuan agar kondisi belajar siswa dapat terkendali. Di sini diharapkan ada kegiatan yang membuat mereka bisa mempraktekkan pengetahuan atau keahlian baru yang disajikan sehingga siswa dapat mengekspresikan kembali semua yang dimilikinya. Praktek-prektek yang bisa dilakukan seperti: cek sendiri, pengajaran berdasarkan  komputer, kegiatan berinternet, kegiatan kelompok
6.      Evaluate and Revise
Evaluasi dan perbaikan; setelah langkah semua yang di atas guru harus mengevaluasi semua kegiatan tersebut. Bagaimana dampaknya terhadap siswa. Evaluasi ini tidak saja menilai seberapa besar pencapaian tujuan pembelajaran namaun juga keseluruhan proses pembelajaran itu (penggunaan teknologi dan media) kalau tidak ada yang tercapai kita perlu mengadakan perbaikan agar lebih baik.

C.    Manfaat ASSURE Model Dalam Pembelajaran

Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an, dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga sekarang (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007). Satu hal yang perlu dicermati dari model ASSURE ini, walaupun berorientasi pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas. Manfaat dari model ASSURE, yaitu (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007) :
1.   Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan.
2.   Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
3.   Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
4.   Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.

D.    Komponen-komponen model desain pembelajaran Assure

1.      Analisis Karakter Siswa
Langkah awal yang perlu dilakuakn dalam menerapkan model ini dalah mengidentifikasi karakter siswa yang akan melekukan aktivitas pembelajaran. Tujuan utama para guru adalah memenuhi kebutuhan unik setiap siswa sehingga mereka bisa mencapai tingkat belajar yang maksimum. Model ASSURE memberikan pendekatan yang sistematis untuk menganalisis karakteristik para siswa yang memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar. Analisis karakteristik siswa meliputi beberapa aspek penting, yaitu: (1) karakteristik umum; (2) gaya belajar atau learning style siswa; dan (3) motivasi.
a.       Karakteristik umum
Agar berhasil memenuhi kebutuhan individual para siswa, maka seorang guru penting sekali untuk memahami karakteristik umum yang mungkin memengaruhi belajar mereka. Karakteristik umum pada dasarnya menggambarkan tentang kondisi siswa seperti usia, kelas, pekerjaan, dan jender.
Analisis sederhana yang dilakukan oleh guru sebelum memulai sebuah program pembelajaran seringkali membawa dampak yang positif.Cara sederhana untuk mengetahui karakteristik siswa dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, dan pre-tes. Informasi yang dapat diperoleh dari cara yang dilakukan tersebut yaitu, etnis dan latar belakang individu; sosial ekonomi; sikap terhadap materi pelajaran; dan usia siswa atau trainee.
Perhatian yang saksama tentang karakteristik umum siswa pada dasarnya dapat memebantu guru untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Peamahaman tentang karakteristik siswa juga akan memudahkan guru untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang siswa yang akan menempuh program pembejaran.



b.      Kemampuan awal
Faktor lain yang perlu diperhatikan selain karakteristik umum adalah kemempuan atau kompetensi awal yang perlu dimiliki siswa sebelum mengikuti aktivitas pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan awal atau prerequisite, yang merupakan persyaratan dalam mengikuti suatu program pemeblajaran diperlukan diperlukan adanya pre tes.Hal ini dapat digunakan oleh para guru untuk menghindari asumsi yang kerap dilakukan bahwa seluruh siswa telah memiliki kemampuan awal yang diperlukan sebelum mengikuti program pembelajaran.
Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa, selain melalui pre-tes juga dapat melalui perbincangan antara guru dengan siswa. Apabila siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang penegetahuan dan keterampilan yang akan dipelajari, maka guru tidak perlu lagi membahas pengetahuan dan keterampilan tersebut di dalam aktivitas pembelajaran. Dengan mengetahui latar belakang dan karakteristik siswa secara komprehensif, guru akan mudah dalam menentukan metode, media, dan materi pelajaran yang tepat dalam pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran.
c.       Gaya belajar
Gaya belajar atau learning styles dapat definisikan sebagai suatu cara tentang bagaimana seorang individu melakuakn persepsi, berinteraksi, dan merespon secara emosional terhadap lingkungan belajar. Sebagai seorang guru, tentunya akan menemukan perbedaan dalam cara-cara siswa belajar atau memproses informasi. Smaldino dalam Butler (1986), menurutnyakebiasaan memproses informasi ini dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:
1.      Pembelajar berurutan konkret  lebih menyukai pengalaman langsung (hands on experience) yang diorganisasikan secara sistematik. Mereka paling baik denagn menggunakan buku kerja, pengajaran yang berdasarkan computer, demonstrasi, dan praktik laboratorium terstruktur.
2.      Pembelajar  acak konkret sangat menyukai proses belajar dengan menggunakan pendekataan coba-coba atau trial and error. Mereka biasanya cepat melakukan penarikan kesimpulan dari proses eksplorasi pengetahuan dan eksperimen. Mereka menyukai metode pembelajaran seperti permainan, simulasi, proyek belajar mandiri, dan belajar penemuan.
3.      Pembelajar berurutan abstrak biasanya individu yang memiliki gaya belajar ini cepat dalam memahami pesan dan informasi verbal dan simbolik yang disampaikan secara sistematis. Mereka umumnya menyukai membaca dan menyimak presentasi.
4.      Pembelajar abstrak acak pada umumnya memiliki kemampuan untuk memaknai pesan dan informasi yang disampaikan melalui media. Mereka menyukai informasi dan pengetahuan yang dikemas dalam bentuk media.
Gardner (1999), mengemukaka konsep konsep kecerdasan majemuk atau multiple intelligences yang dapat membedakan kecenderungan belajar dan minat yang dimiliki oleh seseorang dengan orang lain. Ia mengembangkan konsep kecerdasan majemuk yang mengidentifikasi sembilan aspek kecerdasan:
a)   Verbal/linguistic (bahasa)
b)   Logis /matematis (ilmiah/kuantitatif)
c)   Visual/spasial
d)   Musical/ritmis
e)   Ragawi/kinestetik(menari/olahraga)
f)    Antar personal (memahami orang lain)
g)   Intra personal (memahami diri sendiri)
h)   Naturalis
i)     Eksistensialis
Teori Gardner menyatakan bahwa guru yang efektif harus mempertimbangkan gaya belajar yang berbeda dari setiap siswa, menyadari bahwa siswa sangat berbeda dalam hal kekuatan dan kelemahan  di tiap-tiap area tersebut.
d.      Motivasi
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam menempuh pembelajaran yaitu motivasi. Motivasi dapat diartiakan kondisi yang dapat mendorong individu untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka mencapai tujuan.Motivasi dapat digolongkan menjadi motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang didorong oleh pekerjaan yan g disukai atau diminati oleh seseorang.Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didorong oleh faktor eksternal dalam bentuk imbalan atau reward.Imbalan yang diperoleh setelah seseorang melakukan suatu tugas atau pekerjaan akan mendorong seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan tersebut.
Guru sebaiknya mampu menciptakan motivasi belajar yang bersifat intrinsik dalam diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik dalam melakukan proses belajar pada umumnya akan memperlihatkan kinerja yang kontinu dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.

e.       Menetapkan tujuan pembelajaran dan kompetensi
Belajar pada hakikatnya adalah upaya dari individu untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.Kompetensi dalam hal ini dapat diamknai sebagai seperangkat tindakan cerdas yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan spesifik. Dalam sebuah kompetensi terdapat beberapa aspek penting yang merupakan hasil atau output  proses belajar. Kompetensi juga dapat dikatakan sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Menurut Gagne dalam Benny (2011) membagi liam aspek kemampuan yang merupakan hasil dari belajar individu, yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan psikomotorik; (3) sikap; (4) keterampialn intelektual; dan (5) strategi kognitif.
Informasi verbal adalah kemampuan yang diperlukan untuk menyediakan respons lisan dan tertulis terhadap stimulus.Contoh-contoh kemampuan verbal ini adalah mengidentifikasi, menyusun daftar, menyebutkan, dan menjelaskan.
Keterampialn psikomotorik diartiakn sebagai pelaksanaan atau eksekusi suatu tindakan untuk mencapai hasil tujaun tertentu.Kemampuan psikomotorik dalam aktivitas melibatkan aktivitas berupa tindakan yang bersifat fisik dan penggunaan otot untuk melakukan suatu tindakan yang bertujuan.Tindakan yang terlihat dalam keterampialn psikomotorik pada dasarnya tidak hanya berupa tindakan fisik semata, tetapi melibatkan tindakan mental yang ada di dalamnya.
Siakp atau  attitudeyaitu kondisi internal yang memengaruhi pilihan individu dalam melakuakn suatu tindakan. Sikap menujukkan adanya kecenderungan atau pilihan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Keterampialn intelektual adalah keterampilan yang diperlukan oleh siswa untuk melakukan aktivitas kognitif yang bersifat unik.Keterampialn intelektual melibatkan kemampuan dalam menganalisa dan memodifikasi simbol-simbol kognitif atau informasi. Kemampuan pada ranah ini membuat siswa dapat menyusun klasifikasi benda berdasarkan label dan karakteristiknya.
Strategi kognitif merupakan kompetensi yang paling tinggi dari taksonomi yang dikemukakan oleh Gagne. Kompetensi ini berupa kemampuan metakognitif yang diperlihatkan dalam bentuk kemampuan berpikir tentang proses berpikir dan belajar bagaimana belajar. Contoh dari kompetensi beruap strategi kognitif adalah bagaimana seseorang membuat aktivitas belajarnya menjadi lebih efektif dan efisien.
f.       Format ABCD dalam Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dapat dilakukan dengan menggunakan rumusan ABCD. Proses dimulai dengan menyebutkan audiensi (Audience) yang menjadi sasarn tujuan. Proses itu kemudian memerinci perilaku (Behavior) yang harus ditampilkan dan kondisi (Condition) di mana perilaku tersebut akan diamati. Akhirnya prose situ memerinci tingkat (Degree) sampai dimana pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai-kriteria yang dengannya kemampuan dapat dinilai.
Komponen audience berisi informasi tentang individu yang belajar misalnya siswa beserta dengan karakteristiknya. Contoh deskripsi audience dalam rumusan tujaun pembelajaran yang menggunakan format ABCD yaitu: “siswa kelas 10 SMA”.
Komponen behavior mendiskripsikan tentang aspek kompetensi yang akan dimiliki oleh individu setelah menempuh program pembelajaran, misalnya “menjelaskan komponen pendidikan”.
Komponen condition mencerminkan keadaan atau situasi yang perlu ada pada waktu siswa yang belajar melakukan kinerja atau performa pada saat dites.Yang termasuk dalam komponen ini berupa fasilitas, peralatan, perlengkapan dan objek atau benda yang merupakan komponen esensial dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan.
Komponen degree menggambarkan tingkat atau standar yang perlu diperlihatkan oleh siswa pada waktu menunjukkan kompetensi spesifik yang telah dipelajari, misalnya: “80 % dari jawaban benar.”
Di bawah ini terdapat contoh perumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang menggunakan format ABCD.
Siswa kelas 10 SMA mampu mengidentifikasi komponen-komponen pendidikan yang terdapat dalam sebuah poster lingkungan sekolah dengan benar
Berdasarkan contoh di atas, komponen audience dalam hal ini yaitu “siswa kelas 10 SMA”. Sedangkan komponen behavior  yaitu”dapat mengidentifikasi komponen-komponen pendidikan”. Komponen condition dalam hal ini adalah “poster yang berisi gamabar lingkunagn sekolah”.Komponen degree dalam hal ini adalah “identifikasi komponen-komponen pendidikan dilakukan denagn benar.”



BAB III

KESIMPULAN


A.    Kesimpulan

Dalam memberikan pembelajaran pendidik harus bisa menjadikan bagaimana pembelajaran tersebut dapat membentuk peserta didik yang memiliki sikap, kecerdasan dan keterampilan sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai itu semua ada beberapa hal yang bisa digunakan guru dalam proses pembelajarannya yaitu seperti guru harus bisa menggunakan media, metode, strategi, teknik atau pun model pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru adalah model pembelajaran ASSURE yang mana model ini merupakan suatu rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan  bermakna bagi peserta didik




DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad dan Badarudin. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Rais, Rahma. 2012. Rancangan Pembelajran Model ASSURE. [online] tersedia:http://tentangmediapendidikan.blogspot.com/2012/06/rancangan-pembelajaran-model-assure.html
Ranto. 2011. Model ASSURE merencanakan Pembelajaran Dengan Mengintegrasikan teknologi dan Media. [online] tersedia: http://ranto.staff.fkip.uns.ac.id/2011/12/10/model-assure-merencanakan-pembelajaran-dengan-mengintegrasikan-teknologi-dan-media/
Smaldino, Sharon. Lowter, Deborah. Russel, James D. 2011. Teknologi  Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ulfiarahmi. 2012. Rancangan Pembelajaran dengan Model ASSURE. [online] tersedia:http://tepenr06.wordpress.com/2012/05/24/rancangan-pembelajaran-dengan-model-assure/
Wijaya.Putri. 2013. Model Pembelajaran Assure.https://putriwijayasetyana.wordpress.com/2013/04/01/model-pembelajaran-assure.html. Diakses pada 12 febuari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar