HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum sangatlah berkaitan dengan pendidikan. Apakah arti dari Kurikulum? Mungkin Kata "Kurikulum" sering kita dengar sehari-hari kehidupan kita. Tetapi tidak sedikit dari kita yang mengetahui artinya. Disini saya akan mennjelaskan arti dari kurikulum tersebut semoga bermanfaat.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting
dalam sistem pendidikan . Di dalamnya tidak hanya mengandung rumusan
tujuan yang harus dicapai, tetapi juga pemahaman tentang pengalaman
belajar yang harus dimiliki setiap anak didik. Begitu pentingnya fungsi
dan peran kurikulum dalam menentukan keberhasilan pendidikan, karena itu
kurikulum harus dikembangkan dengan fondasi yang kuat. Pengembangan
kurikulum pada hakekatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi
dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya. Namun demikian, persoalan mengembangkan kurikulum bukan
merupakan hal yang sederhana dan mudah. Menentukan isi atau muatan
kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin
dicapai, sedangkan menentukan tujuan yang ingin dicapai erat kaitannya
dengan persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat.
Tahu nggak? Dari beberapa Ahli pengertian kurikulum berbeda-beda, antara lain yaitu :
1. Menurut David Pratt (1980)
ia mengemukakan bahwa istilah lebih mengena dibandingkan
dengan pengembangan yang mengandung konotasi bersifat grradual. Desain
adalah proses yang disengaja tentang suatu pemikiran , perencanaan dan
penyeleksian bagian-bagian, tehnik dan prosedur yang mengatur suatu
tujuan atau usaha. Dengan pengertian tersebut, pengembangan kurikulum
diartikan sebagai proses atau kegiatan yang disengaja dan dipikirkan
untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan
penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah.
2.Menurut Seller dan Miller (1985)
ia mengemukakan bahwa proses pengembangan
kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus,
yang meliputi Orientasi, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
Seller memandang bahwa pengembangan kurikulum harus dimulai dari
menentukan orientasi, yakni kebijakan-kebijakan umum meliputi enam aspek
: tujuan pendidikan, pandangan tentang anak, pandangan tentang proses
pembelajaran, pandangan tentang lingkungan , konsepsi tentang peranan
guru, dan evaluasi. Berdasarkan orientasi selanjutnya dikembangkan
kurikulum menjadi pedoman pembelajaran, diimplementasikan dalam bentuk
proses pembelajaran dan dievaluasi.
Kurikulum juga diatur dalam undang-undang yaitu Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab I pasal I
disebutkan bahwa: “kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar”. Mengandung unsur-unsur:
1. Seperangkat Rencana
Seperangkat
rencana, artinya bahwa di dalamnya berisikan berbagai rencana yang berhubungan
dengan proses pembelajaran. Namanya saja rencana bukan ketetapan, ini berarti
bahwa segala sesuatu yang direncanakan dapat berubah sesuai dengan situasi dan
kindisi (fleksibel).
2. Pengaturqan Mengenai Isi
dan Bahan Pelajaran
Bahan
pelajaran ada yang diatur oleh pusat (kurnas) dan oleh daerah setempat
(kurmulok)
3. Pengaturan cara yang
digunakan
Cara mengajar
yang dipergunakan ada berbagai system, misalnya; ceramah, diskusi, demonstrasi,
inquiri, membuat laopran portofolio dan sebagainya.
Kurikulum
tidak hanya terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi segala sesuatu yang
mempengaruhi peserta didik, dan bias menentukan arah atau mengantisipasi
sesuatu yang akan terjadi.
Dari berbagai
pendapat dan definisi hakekat kurikulum, menurut S. Nasution dapat diperoleh
penggolongan sebagai berikut:
a. Kurikulum
dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya para
pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya dituangakan dalam
bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya berisi sejumlah mata pelajaran
yang harus diajarkan.
b.Kurikulum
dapat pula dipandang sebagai program, yakni alat yang dilakukan
sekolah untuk mencapai tujuannya. Ini dapat berupa mengajarkan berbagai
pelajaran tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan yang dapat mempengaruhi
perkembangan siswa, misalnya perkumpulan sekolah, pertandingan, pramuka, warung
sekolah dan lain-lain.
c.Kurikulum
dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari siswa,
yakni pengetahuan, sikap, dan ketrampilan tertentu. Apa yang diharapkan akan
dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari.
d.Kurikulum
sebagai pengalaman siswa.
Mengenai tentang kurikulum, aku akan sedikit menceritakan mengenai Kukrikulum yang berada di Finlandia, yang merupakan kurikulum dengan kualitas terbaik di Dunia.
Salah
satu prinsip kurikulum di Finlandia adalah Non-discrimination and equal
treatment yang berarti tidak ada diskriminasi dan mendapat perlakuan yang sama.
di Finlandia semua anak punya hak sama dalam pendidikan, tidak dibedakan antara
si kaya dan si miskin dan semua sekolah tidak dibedakan baik itu sekolah
favorit atau tidak. jadi siswa bisa masuk ke sekolah mana saja karena semua
sekolah sama. hal lain yang membuat sistem pendidikan di Finlandia berbeda
adalah karena tidak ada assessment atau penilaian. siswa-siswa di Finlandia
dibimbing untuk memiliki hak yang sama ketika belajar, maka tidak heran jika di
dalam kelas mereka memiliki minimal dua guru untuk mengajar, 1 bertindak
sebagai guru utama dan 1-nya sebagai asisten. di sisi lain berdasarkan hak
dasar warga Finlandia, prinsip Receive understanding and have their say in
accordance with their age and maturity yaitu menerima pemahaman dan pendapat
sesuai umur dan kedewasaan. jadi mereka memiliki hak mendapatkan ilmu sesuai
umur mereka tanpa diskriminasi. mereka juga mendapatakan dukungan spesial jika
dibutuhkan seperti anak cacat dan anak-anak yang membutuhkan waktu ektra akan
memiliki kelas tambahan untuk diajarkan secara khusus agar mereka mendapatkan
hal yang sama seperti anak lainnya.
Dari segi mata pelajaran di Finlandia
memiliki 6 mata pelajaran inti yang semuanya terbungkus dengan kata
orientation. kenapa ada kata orientation? karena kurikulum di Finlandia
memiliki konsep gagasan bahwa 6 mata pelajaran ini bukan mengharuskan siswa
belajar isi dari seluruh pelajaran ini namun mengajak anak didik untuk mulai
memperoleh kemampuan menjelajah dan memahami fenomena-fenomena alam yang ada
disekitar mereka. maka jika anda melihat ada tiga kata yang dipakai disini
yaitu examine, understand, & experience. jadi siswa melatih kemudian
memahami dan mencoba. jadi pada hakikatnya siswa di Finlandia tidak belajar isi
dari buku-buku tetapi berinteraksi dengan ilmu-ilmu tersebut. tentunya dengan
fasilitas yang lengkap di setiap sekolah, baik desa maupun kota.
Hal menarik
lainnya adalah bagaimana seorang guru mengajar di Finlandia tidak sebatas hanya
di dalam kelas. siswa diajak mengekplorasi pengetahuan secara langsung di luar
kelas ketika bahan ajar berkaitan dengan lingkungan. jadi dalam hal ini siswa
tidak semata-mata belajar teori namun terjun ke lapangan untuk membuka wawasan
mereka tentang alam demi mendapatkan pengetahuan dari pengalaman secara
langsung. jangan heran jika di Finlandia ada yang namanya Parental engagement,
orang tua siswa juga terlibat dalam pendidikan anak jadi mereka juga secara
tidak langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah. tujuannya adalah agar
memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara akurat lebih dini jadi apa
yang dibutuhkan si anak lebih tersalurkan di sekolah dengan informasi dari orangtuanya
ke pihak sekolah. luar biasa bukan? dan ini mereka lakukan dalam bentuk diskusi
bersama orangtua dan staff. tidak hanya itu, orang tua juga memiliki hak
mengevaluasi kurikulum sehingga mereka punya hak memberikan saran untuk
perkembangan si anak. ini adalah peran nyata orangtua dalam pendidikan. jadi
orantua di Finlandia tidak sekedar mendaftarkan anak ke sekolah dan terus
selesai, mereka punya tanggungjawab sebagai orangtua untuk memonitor kemajuan
si anak dengan baik melalui keterlibatan memberikan saran dan pendapat untuk
perbaikan kurikulum jika dibutuhkan.
salah satu prinsip
kurikulum di Finlandia adalah Non-discrimination and equal treatment
yang berarti tidak ada diskriminasi dan mendapat perlakuan yang sama. di
Finlandia semua anak punya hak sama dalam pendidikan, tidak dibedakan
antara si kaya dan si miskin dan semua sekolah tidak dibedakan baik itu
sekolah favorit atau tidak. jadi siswa bisa masuk ke sekolah mana saja
karena semua sekolah sama. hal lain yang membuat sistem pendidikan di
Finlandia berbeda adalah karena tidak ada assessment atau penilaian.
siswa-siswa di Finlandia dibimbing untuk memiliki hak yang sama ketika
belajar, maka tidak heran jika di dalam kelas mereka memiliki minimal
dua guru untuk mengajar, 1 bertindak sebagai guru utama dan 1-nya
sebagai asisten. di sisi lain berdasarkan hak dasar warga Finlandia,
prinsip Receive understanding and have their say in accordance with
their age and maturity yaitu menerima pemahaman dan pendapat sesuai umur
dan kedewasaan. jadi mereka memiliki hak mendapatkan ilmu sesuai umur
mereka tanpa diskriminasi. mereka juga mendapatakan dukungan spesial
jika dibutuhkan seperti anak cacat dan anak-anak yang membutuhkan waktu
ektra akan memiliki kelas tambahan untuk diajarkan secara khusus agar
mereka mendapatkan hal yang sama seperti anak lainnya.
Dari segi mata pelajaran di Finlandia memiliki 6 mata pelajaran inti
yang semuanya terbungkus dengan kata orientation. kenapa ada kata
orientation? karena kurikulum di Finlandia memiliki konsep gagasan bahwa
6 mata pelajaran ini bukan mengharuskan siswa belajar isi dari seluruh
pelajaran ini namun mengajak anak didik untuk mulai memperoleh kemampuan
menjelajah dan memahami fenomena-fenomena alam yang ada disekitar
mereka. maka jika anda melihat ada tiga kata yang dipakai disini yaitu
examine, understand, & experience. jadi siswa melatih kemudian
memahami dan mencoba. jadi pada hakikatnya siswa di Finlandia tidak
belajar isi dari buku-buku tetapi berinteraksi dengan ilmu-ilmu
tersebut. tentunya dengan fasilitas yang lengkap di setiap sekolah, baik
desa maupun kota.
Hal menarik lainnya adalah bagaimana seorang guru mengajar di Finlandia
tidak sebatas hanya di dalam kelas. siswa diajak mengekplorasi
pengetahuan secara langsung di luar kelas ketika bahan ajar berkaitan
dengan lingkungan. jadi dalam hal ini siswa tidak semata-mata belajar
teori namun terjun ke lapangan untuk membuka wawasan mereka tentang alam
demi mendapatkan pengetahuan dari pengalaman secara langsung.
jangan heran jika di Finlandia ada yang namanya Parental engagement,
orang tua siswa juga terlibat dalam pendidikan anak jadi mereka juga
secara tidak langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah.
tujuannya adalah agar memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara
akurat lebih dini jadi apa yang dibutuhkan si anak lebih tersalurkan di
sekolah dengan informasi dari orangtuanya ke pihak sekolah. luar biasa
bukan? dan ini mereka lakukan dalam bentuk diskusi bersama orangtua dan
staff.
tidak hanya itu, orang tua juga memiliki hak mengevaluasi kurikulum
sehingga mereka punya hak memberikan saran untuk perkembangan si anak.
ini adalah peran nyata orangtua dalam pendidikan. jadi orantua di
Finlandia tidak sekedar mendaftarkan anak ke sekolah dan terus selesai,
mereka punya tanggungjawab sebagai orangtua untuk memonitor kemajuan si
anak dengan baik melalui keterlibatan memberikan saran dan pendapat
untuk perbaikan kurikulum jika dibutuhkan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/masykur_ideas/kurikulum-2013-indonesia-vs-kurikulum-finlandia_5519ae6ea33311111ab6598e
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/masykur_ideas/kurikulum-2013-indonesia-vs-kurikulum-finlandia_5519ae6ea33311111ab6598e
salah satu prinsip
kurikulum di Finlandia adalah Non-discrimination and equal treatment
yang berarti tidak ada diskriminasi dan mendapat perlakuan yang sama. di
Finlandia semua anak punya hak sama dalam pendidikan, tidak dibedakan
antara si kaya dan si miskin dan semua sekolah tidak dibedakan baik itu
sekolah favorit atau tidak. jadi siswa bisa masuk ke sekolah mana saja
karena semua sekolah sama. hal lain yang membuat sistem pendidikan di
Finlandia berbeda adalah karena tidak ada assessment atau penilaian.
siswa-siswa di Finlandia dibimbing untuk memiliki hak yang sama ketika
belajar, maka tidak heran jika di dalam kelas mereka memiliki minimal
dua guru untuk mengajar, 1 bertindak sebagai guru utama dan 1-nya
sebagai asisten. di sisi lain berdasarkan hak dasar warga Finlandia,
prinsip Receive understanding and have their say in accordance with
their age and maturity yaitu menerima pemahaman dan pendapat sesuai umur
dan kedewasaan. jadi mereka memiliki hak mendapatkan ilmu sesuai umur
mereka tanpa diskriminasi. mereka juga mendapatakan dukungan spesial
jika dibutuhkan seperti anak cacat dan anak-anak yang membutuhkan waktu
ektra akan memiliki kelas tambahan untuk diajarkan secara khusus agar
mereka mendapatkan hal yang sama seperti anak lainnya.
Dari segi mata pelajaran di Finlandia memiliki 6 mata pelajaran inti
yang semuanya terbungkus dengan kata orientation. kenapa ada kata
orientation? karena kurikulum di Finlandia memiliki konsep gagasan bahwa
6 mata pelajaran ini bukan mengharuskan siswa belajar isi dari seluruh
pelajaran ini namun mengajak anak didik untuk mulai memperoleh kemampuan
menjelajah dan memahami fenomena-fenomena alam yang ada disekitar
mereka. maka jika anda melihat ada tiga kata yang dipakai disini yaitu
examine, understand, & experience. jadi siswa melatih kemudian
memahami dan mencoba. jadi pada hakikatnya siswa di Finlandia tidak
belajar isi dari buku-buku tetapi berinteraksi dengan ilmu-ilmu
tersebut. tentunya dengan fasilitas yang lengkap di setiap sekolah, baik
desa maupun kota.
Hal menarik lainnya adalah bagaimana seorang guru mengajar di Finlandia
tidak sebatas hanya di dalam kelas. siswa diajak mengekplorasi
pengetahuan secara langsung di luar kelas ketika bahan ajar berkaitan
dengan lingkungan. jadi dalam hal ini siswa tidak semata-mata belajar
teori namun terjun ke lapangan untuk membuka wawasan mereka tentang alam
demi mendapatkan pengetahuan dari pengalaman secara langsung.
jangan heran jika di Finlandia ada yang namanya Parental engagement,
orang tua siswa juga terlibat dalam pendidikan anak jadi mereka juga
secara tidak langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah.
tujuannya adalah agar memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara
akurat lebih dini jadi apa yang dibutuhkan si anak lebih tersalurkan di
sekolah dengan informasi dari orangtuanya ke pihak sekolah. luar biasa
bukan? dan ini mereka lakukan dalam bentuk diskusi bersama orangtua dan
staff.
tidak hanya itu, orang tua juga memiliki hak mengevaluasi kurikulum
sehingga mereka punya hak memberikan saran untuk perkembangan si anak.
ini adalah peran nyata orangtua dalam pendidikan. jadi orantua di
Finlandia tidak sekedar mendaftarkan anak ke sekolah dan terus selesai,
mereka punya tanggungjawab sebagai orangtua untuk memonitor kemajuan si
anak dengan baik melalui keterlibatan memberikan saran dan pendapat
untuk perbaikan kurikulum jika dibutuhkan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/masykur_ideas/kurikulum-2013-indonesia-vs-kurikulum-finlandia_5519ae6ea33311111ab6598e.
Itulah beberapa informasi mengenai Kurikulum. Terima Kasih Telah Menggunjungi blog saya.Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/masykur_ideas/kurikulum-2013-indonesia-vs-kurikulum-finlandia_5519ae6ea33311111ab6598e.
Apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan ini, mohon dimaafkan.
Sekian dan Terima Kasih ...
a kontras kurikulum
Finlandia dan Indonesia
Kurikulum di Finlandia
salah satu prinsip kurikulum di Finlandia adalah Non-discrimination and
equal treatment yang berarti tidak ada diskriminasi dan mendapat
perlakuan yang sama. di Finlandia semua anak punya hak sama dalam
pendidikan, tidak dibedakan antara si kaya dan si miskin dan semua
sekolah tidak dibedakan baik itu sekolah favorit atau tidak. jadi siswa
bisa masuk ke sekolah mana saja karena semua sekolah sama. hal lain yang
membuat sistem pendidikan di Finlandia berbeda adalah karena tidak ada
assessment atau penilaian. siswa-siswa di Finlandia dibimbing untuk
memiliki hak yang sama ketika belajar, maka tidak heran jika di dalam
kelas mereka memiliki minimal dua guru untuk mengajar, 1 bertindak
sebagai guru utama dan 1-nya sebagai asisten. di sisi lain berdasarkan
hak dasar warga Finlandia, prinsip Receive understanding and have their
say in accordance with their age and maturity yaitu menerima pemahaman
dan pendapat sesuai umur dan kedewasaan. jadi mereka memiliki hak
mendapatkan ilmu sesuai umur mereka tanpa diskriminasi. mereka juga
mendapatakan dukungan spesial jika dibutuhkan seperti anak cacat dan
anak-anak yang membutuhkan waktu ektra akan memiliki kelas tambahan
untuk diajarkan secara khusus agar mereka mendapatkan hal yang sama
seperti anak lainnya.
Dari segi mata pelajaran di Finlandia memiliki 6 mata pelajaran inti
yang semuanya terbungkus dengan kata orientation. kenapa ada kata
orientation? karena kurikulum di Finlandia memiliki konsep gagasan bahwa
6 mata pelajaran ini bukan mengharuskan siswa belajar isi dari seluruh
pelajaran ini namun mengajak anak didik untuk mulai memperoleh kemampuan
menjelajah dan memahami fenomena-fenomena alam yang ada disekitar
mereka. maka jika anda melihat ada tiga kata yang dipakai disini yaitu
examine, understand, & experience. jadi siswa melatih kemudian
memahami dan mencoba. jadi pada hakikatnya siswa di Finlandia tidak
belajar isi dari buku-buku tetapi berinteraksi dengan ilmu-ilmu
tersebut. tentunya dengan fasilitas yang lengkap di setiap sekolah, baik
desa maupun kota.
Hal menarik lainnya adalah bagaimana seorang guru mengajar di Finlandia
tidak sebatas hanya di dalam kelas. siswa diajak mengekplorasi
pengetahuan secara langsung di luar kelas ketika bahan ajar berkaitan
dengan lingkungan. jadi dalam hal ini siswa tidak semata-mata belajar
teori namun terjun ke lapangan untuk membuka wawasan mereka tentang alam
demi mendapatkan pengetahuan dari pengalaman secara langsung.
jangan heran jika di Finlandia ada yang namanya Parental engagement,
orang tua siswa juga terlibat dalam pendidikan anak jadi mereka juga
secara tidak langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah.
tujuannya adalah agar memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara
akurat lebih dini jadi apa yang dibutuhkan si anak lebih tersalurkan di
sekolah dengan informasi dari orangtuanya ke pihak sekolah. luar biasa
bukan? dan ini mereka lakukan dalam bentuk diskusi bersama orangtua dan
staff.
tidak hanya itu, orang tua juga memiliki hak mengevaluasi kurikulum
sehingga mereka punya hak memberikan saran untuk perkembangan si anak.
ini adalah peran nyata orangtua dalam pendidikan. jadi orantua di
Finlandia tidak sekedar mendaftarkan anak ke sekolah dan terus selesai,
mereka punya tanggungjawab sebagai orangtua untuk memonitor kemajuan si
anak dengan baik melalui keterlibatan memberikan saran dan pendapat
untuk perbaikan kurikulum jika dibutuhkan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/masykur_ideas/kurikulum-2013-indonesia-vs-kurikulum-finlandia_5519ae6ea33311111ab6598e
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/masykur_ideas/kurikulum-2013-indonesia-vs-kurikulum-finlandia_5519ae6ea33311111ab6598e
Sumber :
http://willzen.blogspot.co.id/2011/12/hakekat-pengembangan-kurikulum.html
http://sofiyulloh.blogspot.co.id/p/hakekat-kurikulum.html
http://www.kompasiana.com/masykur_ideas/kurikulum-2013-indonesia-vs-kurikulum-finlandia_5519ae6ea33311111ab6598e
Tidak ada komentar:
Posting Komentar